Selasa, 09 Juli 2013

LAPORAN PENDAHULUAN GGK

GAGAL GINJAL KRONIS

1.  KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan total/hampir total, hilangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan sisa produksi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan air.
Gagal ginjal kronik (GGK)
-          suatu keadaan dimana fungsi filtrasi glomekolus dan timbul bila ginjal tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan konsisten dengan kehidupan dan bila kembalinya fungsi tidak diharapkan.
-          Penyakit ginjal kronik adalah penyakit ginjal tahap akhir. Mencakup kehilangan fungsi nefron profesik dan tidak dapat pulih.
Gagal ginjal kronik adalah penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak keversirel dan cukup lanjut. Menurunnya fungsi glomekolus dapat berlangsung berbulan-bulan sampai tahun dan melalui tahapan-tahapan yaitu :
1.         Decrese Renal reserve.
o   fungsi ginjal 40 – 70 % normal.
o   Kapak ureum dan kreatinin dalam batas normal
o   Saringan ginjal mengalami kerusakan 50-60 % (ginjal masih berfungsi normal sampai kerusakan 80 %)
2.         Renal Incufficiency
o   Fungsi ginjal 20 –40 % dari fungsi nefron
o   Fungsi filtrasi menurun
o   Fungsi eksresi dan non eksresi terganggu.
o   Ureum kreatinin meningkat
o   Nocturia, poliuria, anemia.
3.         Loud Stage Renal Disease.
o   Fungsi ginjal kurang 15 %
o   Pengaturan hormon dan pengeluaran zat yang tidak diperlukan terganggu
o   Keseimbangan cairan dan elektrolit terganggu
o   Ureum kreatinin lebih meningkat
o   Anemia, Hipokalsemia, metabolik asidosis, hyperkalsemia.
           Menurut penyebabnya penyakit ginjal dapat digolongkan dalam dua  
 golongan yaitu :
  1. penyakit ginjal primer
Disebabakan oleh ginjal itu sendiri, misalnya : Glomekulonefkitis
  1. Penyakit Ginjal Sekunder
Sebagai akibat penyakit diluar ginjal, misalnya ; DM, dan lain-lain.

B. Etiologi
Terjadinya gagal ginja kronik akibat dari ;
  1. infeksi yang berulang dan nefritis yang memburuk.
  2. Obstruksi saluran kemih.
  3. Obstruksi pembuluh darah dan akibat diabetes maupun hypertensi yang lama.
  4. Scan pada jaringan ginjal sampai trauma langsung dari ginjal.
      Faktor-faktor pemburuk yang harus dideteksi pada GGK yaitu :
-          Infeksi traktus urinarius
-          Obstruksi traktus urinarius.
-          Hypertensi
-          Gangguan Perfusi/aliran darah ginjal
-          Gangguan elektrolit
-          Pemakaian obat-obatan nefrotoksik.


C.  Patofisiologi


Perjalanan  gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium :
a.   Stadium 1.
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % - 75 %). Tahap inilah yang paling ringan, dimana ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita belum merasakan gejala-gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal.
b.  Stadium II.
      Insufisiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % -50 %). Pada tahap ini penderita dapat melakukan tugas sperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun.  Pada tahap ini > 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal.. Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5%-25 %.
c.   Stadium III.
Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala-gejala yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul pada sekitar 90 % dari masa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 mg/dL atau kurang.. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan meninggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.
D.    Manifestasi klinik
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan tanda dan gejala keparahan. Tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal kondisi lain yang mendasari dan usia pasien.
Efek uremia terhadap Biokimia
-          Bun meningkat, creatinin meningkat
-          Potassium meningkat kadang-kadang menurun selama periode diuretik.
-          Serum sodium meningkat, jika urine out put sedikit, menurun jika urine output banyak.
-          Serum kalium menurun karena phosphate meningkat.
-          Serum magnesium meningkat pada oliguria, menurun pada diuresis.
-          Serum klorida menurun sampai nausea dan vomiting.
-          Serum phosphate meningkat. Hubungan dengan phosphate sedikit dieksresi ginjal.
-          Serum sulfate meningkat pada uremia.
-          Asidosis – menurun eksresi acid dan keabsorbsi bicarbonat.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Ø  Urine:
                   Volume: Biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urin tak ada
                     (anuria).
       Warna: Secara normal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri,
lemak, partikel koloid, fosfat atau urat, sedimen kotor,                                                                                                                                                         kecoklatan menunjukkan adanya darah, HB, mioglobin, porfirin.
Berat jenis: kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan                               kerusakan ginjal berat).
Osmolalitas: kurang dari 350 mOsm/kg  menunjukkan kerusakan tubular,
dan rasio urine/serum sering 1:1.
Klirens kreatinin: mungkin agak menurun.
Natrium: Lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium.
Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga
Ø  Darah:
       BUN/kreatinin: Meningkat, biasanya meningkat dalam proporsi kadar
       kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5)
       Hitung darah lengkap: Ht; menurun pada adanya anemia. Hb; biasanya
       kurang dari 7-8 g/dl.
       SDM: Waktu hidup menurun pada defisiensi eritropoetin seperti pada
       azotemia.
       GDA: pH; penurunan asidosis metabolic (kurang dari 7,2) terjadi karena
                   kehilangan kemampuan ginjal untuk mengekskresi hydrogen dan
                   amonia atau hasil akhir katabolisme protein. Bikarbonat menurun.
                   PCO2 menurun.
                   Natrium serum: Mungkin rendah (bila ginjal “kehabisan natrium” atau
                   normal (menunjukkan status dilusi hipernatremia).
                   kalium: Peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai dengan
                   perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis  SDM). Pada tahap akhir
                                                 








2.  KONSEP DASAR KEPERAWATAN
   A. Pengkajian

AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur
            (insomnia/gelisan atau somnolen).
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.

            SIRKULASI
                        Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat.
                                     Palpitasi: nyeri dada (angina).
                        Tanda : Hipertensi; DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting
                                     Pada kaki, telapak tangan.
                                     Disritmia jantung.
                                     Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukkan
 hipovolemia, yang jarang pada penyakit tahap akhir.
 Pucat; kulit kehijauan, kuning.
 Kecendrungan perdarahan

            INTEGRITAS EGO
                        Gejala : Faktor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya.
                                     Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
                        Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
                                     kepribadian.

            ELIMINASI
                        Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuri (gagal tahap lanjut).
                                     Abdomen kembung, diare, atau konstipasi.
                        Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat.
                                     Oliguria, dapat menjadi anuria.

            MAKANAN/CAIRAN
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat
             badan (malnutrisi).
             Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap
             tak sedap pada mulut (pernapasan ammonia).
             Penggunaan diuretic.
Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap lanjut).
             Peubahan turgor kulit/kelembaban.
             Edema (umum, tergantung).
             Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah.
             Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak
             bertenaga.

            NEUROSENSORI
                        Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur.
                                     Kram otot/kejang, sindrom “kaki gelisah”; bebas rasa terbakar
                                     pada kaki.
                                     Kebas/kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremitas
                                     bawah (neuropati perifer).
                        Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian
                                     ketidakmampuan berkonsentrasi.
                                     Kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran,
                                     stupor, koma.
                                     Penurunan DTR.
                                     Tanda chvostek dan Truosseau positif.
                                     Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
                                     Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

            NYERI/KENYAMANAN
                        Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki (memburuk
                                     saat malam hari).
                        Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah.

            PERNAPASAN
                        Gejala : Napas pendek, dispnea nocturnal, batuk dengan/tanpa sputum
                                     kental dan banyak.
                        Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman
                                     (pernapasan Kussmaul).
                                     Batuk produktif dengan sputum merah muda-encer (edema
                                     paru).

            KEAMANAN
                        Gejala : Kulit gatal.
                                     Ada/berulangnya infeksi.
                        Tanda : Pruritus.
                                     Demam (sepsis, dehidrasi); normotermia dapat secara actual
                                     terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh
                                     lebih rendah dari normal (efek GGK/depresi respon imun).
                                     Petekie, area ekimosis pada kulit.
                                     Fraktur tulang; deposit fosfat kalsium (kalsifikasi metastatik)
                                     pada kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi.
            SEKSUALITAS
                        Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas.

            INTERAKSI SOSIAL
                        Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
                                     mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

            PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
                        Gejala : Riwayat DM keluarga (risiko tinggi untuk gagal ginjal),
                                     penyakit polikistik, nefritis herediter, kalkulus urinaria,
                                     malignansi.
                                     Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
                                     Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.
                        Pertimbangan Rencana Pemulangan :
                                     DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 6,4 hari.
                                     Memerlukan bantuan dalam obat, pengobatan, suplai,
                                     transportasi, pemeliharaan rumah.
                                                                               
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.                  Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan penurunan haluaran urin retensi cairan dan natrium
2.                  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan  anoreksia
3.                  Intoleransi aktivitas  berhubungan dengan keletihan  dan anemia
      4          Peningkatan tekanan darah berhubungan dengan  retensi natrium,
5.        Resiko tiggi  terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan   
            akumulasi toksin dalam kulit

C.  INTERVENSI KEPERAWATAN

  1. Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan penurunan haluaran urin retensi cairan dan natrium

Tujuan  :  Menunjukan perubahan–perubahan BB yang lambat, mempertahankan pembatasan diet dan cairan, menunjukan turgor kulit normal tanpa edema,menunjukan tanda-tanda vital normal.
Intervensi.
a.       Pertahankan pencatatan volume masuk dan keluar dan komulatif keseimbangan cairan.
Rasional ;
Pada kebanyakan kasus, jumlah aliran harus sama  atau lebih dari jumlah  yang dimasukan , keseimbangan positif menunjukan  kebutuhan evaluasi lebih lanjut.
b.      Catat seri berat badan, bandingkan  dengan pemasukan dan pengeluaran , timbang pasien bila abdomen kosong dari dialisat ( titik rujukan konstant )
Rasional ;
Seri berat badan adalah indikator  akurat status volume  cairan, keseimbangan  cairan  positif   dengan peningkatan berat badan  menunjukan retensi cairan.
c.       Awasi TD, Nadi,  perhatikan hipertensi , nadi kuat,  distensi vena leher, edema perifer,  ukur CVP  bila ada.
Rasional  ;
Peninggian menunjukan hipervolemia,  kaji  bunyi jantung dan nafas perhatikan S3 dan atau gemericik,  ronkhi.Kelebihan  cairan berpotensi gagal jantung kongesif ( GJK / edema paru )
Kolaborasi 
Perubahan program dialisis sesuai indikasi.
Rasional ;
Perubahan mungkin diperlukan dalam kosentrasi glukosa  atau natrium untuk memudahkan  efisiensi dialisis.
Pertahankan pembatasan cairan sesuai indikasi
Rasional ;
Pembatasan cairan dapat dilanjutakn untuk  menurunkan  kelebihan  volume cairan.

  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan  anoreksia

Tujuan  :
Dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, memilih makanan yang menimbulkan nafsu makan dalam batas diet, mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi anoreksia  dan tidak menimbulkan rasa kenyang, dapat melaporkan adanya peningkatan nafsu makan.
Intervensi.
a.   Kaji faktor yang berperan  dalam merubah masukan nutrisi.
      Rasional :
Menyediakan informasi menyediakan faktor lain yang dapat diubah atau  dihilangkan  untuk meningkatkan masukan diet.
b.   Menyediakan makanan kesukaan klien dalam batas diet.
      Rasional :
      Mendorong peningkatan masukan diet.
d.      Tingkatkan masukan protein yang mengandung biologis tinggi  seperti telur, susu, daging.
Rasional ;
Protein lengkap diberikan untuk mencapai keseimbangan nitrogen yang  diperlukan untuk pertumbuhan  dan penyembuhan.
e.       Ubah jadwal medikasi sehingga tidak diberikan sebelum makan.
Rasional ;
Ingesti medikasi sebelum makan dapat memberikan rasa kenyang.
3.     Intoleransi aktivitas  berhubungan dengan keletihan  dan anemia
     
Tujuan :
Dapat berpartisipasi  dalam aktivitas  yang dapat ditoleransi.
Intervensi :
a.   Kaji faktor yang dapat menyebabkan keletihan dan anemia.
      Rasional :
      Menyediakan informasi tentang  indikasi tentang keletihan.
b.   Tingkatkan kemandirian dalam  aktivitas perawatan  diri yang  dapat ditoleransi ; bantu jika keletihan terjadi ;
      Rasional :
      Meningkatkan aktivitas sedang / ringan  dan memperbaiki harga diri.
c.   Ajarkan aktivitas  alternatif sambil istrahat.
      Rasional :
Mendorong latihan dan  aktivitas dalam batas – batas yang dappat  ditoleransi dan istrahat yang adekuat.

      4          Peningkatan tekanan darah berhubungan dengan  retensi natrium

Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan ; TD dalam batas normal ( 120/80 mmhg ) , melaporkan tidak adanya sakit kepala, masalah penglihatan atau kejang.
Intervensi :
a.   Pantau dan catat tekanan darah sesuai indikasi.
      Rasional :
Pengukuran tekanan darah menyediakan  data objektif  untuk  pemantauan  peningkatan tekanan darah  merupakan tanda adanya ketidak patuhan .
b.   Berikan medikasi anti hypertensi sesuai  instruksi.
      Rasional;
Medikasi antihypertensi berperan penting  dalam penanganan hypertensi yang berhubungan dengan GGK.
c.   Ajarkan pada pasien untuk melaporkan tanda kelebihan cairan, perubahan  penglihatan,  sakit kepala, edema, atau kejang.
      Rasional;
      Merupakan indikasi dari pengendalian hypertensi yang tidak adekuat dan perlunya  untuk mengubah therapy.

5.        Resiko tiggi  terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan  akumulasi toksin dalam kulit

Tujuan;
Memperthankan integritas kulit.
Intervensi;
a.   Inspeksi stoma/kulit peristoma, perhatikan iritasi,  lebam, kemerahan atau jahitan.
      Rasional ;
Mengawasio proses penyembuhan dan mengawasi proses masalah, kebtuhan evaluasi lanjut dan intervensi, perubahan warna kulit mungkin sementara  tetapi perubahan menetap dapat memberikan  intervensi medik.  Identifikasi dini  nekrosis stoma /  iskemia atau infeksi jamur  memberikan waktu intervensi  untuk mencegah nekrosis kulit.
b.   Bersihkan kulit dengan  air dan lap  kering  ( atau menggunakan pengering rambut  pada situasi dingin ).
      Rasional :
Mempertahankan kebersihan pada area kering untuk  mencegah kemudahan gesekan atau trauma.
c.   Berikan pelindung yang efektif ( skin  Prep atau sejenis )
      Rasional :                   
      Melindungi kulit dari perekat .
d.   Kolaborasi.     
      Konsul denmgan perawat  enterostoma
      Rasional;
Membantu dalam pemecahan masalah dan pemilihan prodak yang  tepat untuk kebutuhan  pasien.
      Berikan sprey atau bedak anti jamur  ;
      Rasional :
Membantu dalam penyembuhan  bila ada iritasi  yang disebabkan oleh jamur



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



DAFTAR PUSTAKA

  1. SUZANNE C. Smelter dan Brenda G. Bake buku ajar keperawatan medikal . Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8 Vol 2 Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta 2002.
  2. Suparman dan Sarwono waspadji. Ilmu Penyakit dalam jilid II, Penerbit Balai penerbit FKUI, Jakarta 1990.
  3. Silvia A. Price Joknaing M. Wilson Fatofiologi edisi 4 Buku I penerbit buku kedokteran EGC Jakarta.











Tidak ada komentar: